Selasa, 06 September 2016

Hasil Pengamatan Kerja Enzim


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh




HASIL PENGAMATAN
KERJA ENZIM

Tabel Pengamatan
Larutan
Ektrak hati ayam+ H2O2
Keterangan
Gelembung
Nyala Api
Netral
+++
Nyala terang
Basa
++
Tetap
Asam
-
Padam
Dipanaskan
+
Padam
Didinginkan
+++
Nyala terang

Keterangan :
+ + +         = banyak gelembung
+ +             = gelembungnya sedang
+                = sedikit gelembung
-                 = tidak ada gelembung





PEMBAHASAN

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2    ->     2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam.Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
  1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
  1. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
  1. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
  1. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara yang sangat sedikit dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
  1. Ekstrak dimasukkan kedalam Es di tambah H2O2
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan gelembung udara sangat banyak saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api terang.


SOAL LATIHAN

1.                  Bagaimanakah sifat H2O2?
Jawaban :
H2O2 besifat korosif dan sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung bahan-bahan anorganik yang tidak dibutukan bagi tubuh.

2.                  Mengapa pada percobaan ini menggunakan hati?
Jawaban :
Karena hati adalah organ tubuh yang banyak mengandung enzim katalase yang dapat nengubah H2O2 menjadi 2 H2O dan O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.

3.                  Apa yang anda ketahui tentang katalase, dimanakah dibuat dalam sel?
Jawaban :
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Enzim katalase dihasilkan di bagian mikro tepatnya peroksisom.

4.                  Gelembung gas apakah yang terbentuk? tuliskan reaksi penguraiannya!
Jawaban :
Gelembung gas yang terbentuk adalah gelembung hydrogen.Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaks ielektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagaiberikut.
HCl(aq)      H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi:2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-

5.                  Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase!
Jawaban :



a.       Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

b.      Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim dengan substrat.Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian aktif.Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit substrat.Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut.Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi.Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.
  
c.       Suhu
Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun.
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi.
Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari besarnya molekul. Bagaimanapun energi panas dapat meningkatkan energi kinetic dari enzim ke titik yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim.Cincin polipeptida kemudian mulai terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis.Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi, kompetensor katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada.Enzim pada umumnya stabil pada temperatur 45-55 C. Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme termofilik yang berada pada sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang hidrotermal bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100 C.

d.      Pengaruh Ph
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktifitas enzim. Terdapat suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH tersebut dinamakan pH optimum.


e.       Pengaruh Inhibator

1)      Hambatan Reversibel
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan inhibitor.Hambatan terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting, karena hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi pada tubuh.Disamping itu hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme kerja enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing.


a.                   Hambatan bersaing
Disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan kompleks enzim inhibitor ini sama dengan pembentukan kompleks enzim substrat,
yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor bersaing menghalangi terbentuknya kompleks enzim substrat dengan cara membentuk kompleks enzim inhibitor yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan demikian adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks enzim substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.

b.                  Hambatan tidak bersaing
Tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.
Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.




2)      Hambatan Irreversibel
Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut.

a.       Konsentrasi Ion Hidrogen
Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan ketergantungan yang signifikan dari konsentrasi ion hydrogen.Kebanyakan enzim intraseluler menunjukkan aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari aktivitas konsentrasi ion H menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH yang tinggi dan rendah serta efek pada enzim, substrat, atau keduanya.

b.      Ion Logam
Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada lebih seperempat dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan pengatur, khususnya bagi reaksi dimana ATP merupakan substrat. Kalau kompleks ATP ion logam tersebut merupakan substrat, aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP terhadap logam di sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP merupakan hambatan karena senyawa-senyawa nukleosida di– dan trifosfat membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation dwi-valensi, konsentrasi intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi konsentrasi intraseluler ion-ion logam bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim tertentu.
c.       Efektor Alosterik
Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor alosterik berbobot molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai sedikit kemiripan structural dengan substrat ataupun koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan balik merupakan istilah yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim dalam lintasan biosintesis oleh produk akhir dari lintasan terakhir.

buku biologi 12 ipa omegawati hadi wigati dkk intan pariwara tahun 2015


Proses Perkecambahan Pada Biji Kacang Tanah dan Biji Jagung


Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh


Anggota Kelompok :
1. Joan Hermawan
2. Muhammad Zainuddin
Saksikan video ini terlebih dahulu sebelum membaca artikel ini :
https://www.youtube.com/results?search_query=video+praktikum+biologi+perkecambahan+man+putussibau

BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali kebentuk semula.
Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya.Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi.Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara.Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak.
Maka, alasan melakukan percobaan ini untuk mengetahui efek dari sinar matahari terhadap tumbuhan, baik efek positif maupun efek negative, kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan biji kacang tanah serta mengetahui factor yang mempengaruhi biji kacang tanah tersebut untuk berkecambah.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah cahaya. Tumbuhan membutuhkan cahaya, tetapi banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tanaman.
Pada saat pembelajaran mengenai pertumbuhan dan perkembangan, terdapat banyak sekali teori yang menjelaskan mengenai faktor-faktor, mekanisme, maupun macam-macam pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Namun, teori tersebut belum dapat dipelajari penuh jika kita belum mengetahui bagaimana keadaannya sebenarnya di lingkungan kita. Selain itu, masih banyak siswa-siswa yang belum dapat menunjukan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sebuah tanaman.

B.       RUMUSAN MASALAH

1.         Apa itu perkecambahan?
2.         Bagaimana proses perkecambahan?
3.         Apa pengaruh matahari bai pertumbuhan dan perkembangan?

C.       TUJUAN PENELITIAN

1.              Menjelaskan  kecepatan pertumbuhan kacang tanah dan jagung ?
2.         Apa pengaruh matahari bai pertumbuhan dan perkembangan?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.       LANDASAN TEORI
a)         Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring.Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang tidak dapat balik karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur.
Perkembangan awal suatu tumbuhan secara garis besar melalui tiga tahap, yaitu:
·          Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
·            Tahap pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan
oleh penyerapan air kedalam vakuola.
·          Tahap diferensiasi seluler, yaitu perkembangan sel anak yang telah
mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

b)        Pertumbuhan dan Perkembangan Awal.
1.  Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak.
2.  air masuk kedalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia.
3.  Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme didalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat pertumbuhan berlangsung.

c)         Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponenkomponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadii tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula
1.         Proses perkecambahan
Perkecambahan melibatkan proses fisika maupun kimiawi.
a.   Proses fisika
Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
b.    Proses kimia
Proses penyerapan air pada biji terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak.Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.

2.  Tipe perkecambahan
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal.
a.         Tipe perkecambahan di atas tanah (epigeal)  hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon terdorong kepermukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau dan kacang tanah.
b.         Tipe perkecambahan dibawah tanah (hipogeal) epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.
Contoh: perkecambahan kacang kapri, jagung, dan padi.
d)        Perkembangan Embrio
Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangkaian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal darimitosis zigot akan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lainh menjadi bahan awal dari jaringan suspensor.
Embrio didalam bakal bijji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjhadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruhjaringan utama jaringan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi)
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical akar. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan akar dan batang.
Perkembangan embrio terhenti setelah mencapai tahapan tertentu, yaitu pada saat bakal biji telah menjadi biji matang.Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan. Didalam biji yang matang, endosperma makanan telahterdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim amylase.Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pasti didalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.
e)   Macam-macam pertumbuhan pada rumbuhan
1.  Tumbuhan primer
Pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung batang.Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi tiga daerah,yaitu:
·           Daerah pembelahan sel, sel terdapat dibagian ujung akar. Sel-sel di
daerah ini aktif membelah.
·           Daerah perpanjangan sel, terletak dibelakang daerah pembelahan.
Sel-sel ini memiliki kemampuan untuk membesar dan memperpanajng
·           Daerah diferensiasi sel, daerah yang sel-selnya diferensiasi menjadi
sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
2.   Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang.Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu cambium dan cambium gabus.Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
f)  Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
1.    Faktor eksternal/lingkungan
Factor ini merupakan factor yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan.
·           Makanan
makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis
berbagai komponen sel.
·           Air
tanpa air tumbuhan tidak akan tumbuh. Air berfungsi untuk
fotosintesis, mnjaga kelembapan,  dan membantu perkecambahan biji.
·           Suhu
tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum.
·           Kelembapan
kelembapan merupakan keadaan saat udara telah jenuh terhadap uap air. Akibatnya, sel-sel tumbuhan cepat mencapaimaksimal.
·           Cahaya
cahaya merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan. Karena cahaya matahari merupakan factor yang sangat penting untuk melakukan fotosintesis. Dan juga berperan dalam proses pembentukan klorofil.

2.   Faktor internal.
Factor yang melibatkan hormone dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
·           Gen
Gen merupakan factor yang sangat berperan dalam pertumbuhan tumbuhan. Di dalam gen terkandung sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya. Tumbuhan yang memiliki gen baik akan menghasilkan keturunan yang baik. Sebaliknya gen yang jelek tentu akan menghasilkan keturunan yang jelek juga. Gen berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein.

·           Hormon
Hermon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada satu bagian tumbuhan.

Macam hormone yang terdapat pada tumbuhan ialah:
1.   Auksin
Auksin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada tumbuhan.Tempat sintesis auksin ialah meristem apical, misalnya ujung batang (tunas), daun muda, kuncup bunga.
Auksin berguna untuk mendorong pembentukan akar pada stek dengan pemberian auksin dengan dosis tertentu, untuk mempercepat pemanjangan sel didaerah yang gelap, dan sebagainya
2.  Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang bersama dengan auksin yang mempengaruhi pembelahan sel (sitokinesis).Sitokinin diperoleh dari ragi santan kelapa, ekstra buah apel, dan dari jaringan tumbuhan yang aktif membelah.Sitokinin berfungsi untuk memacu pembelahan sel, mempercepat pelebaran daun, mempercepat tumbuhnya akar, menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
3.  Giberelin
Giberelin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasite pada padi di jepang yang mirip dengan auksin.Giberelin berfungsi untuk memacu pembentukan buah tanpa biji, menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa, menyebabkan tanaman berbunga sebelum musimnya, dan memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil.
4.  Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas.Gas etilen dapat mempercepat pemasakan buah.
5.  Asam traumalin
Asam traumalin merupakan hormone hipotetik, yang merupakan gabungan beberapa altivitas hormone yang ada.

BAB III
METODE PENELITIAN
  
A.       ALAT DAN BAHAN

·           Kapas
·           Biji kacang tanah dan biji jagung
·           Air
·           Cawan atau gelas plastik
·           Lup ( jika di perlukan )

B.       LANGKAH  KERJA

·           Ambilah biji kacang tanah dan jagung.
·           Letakkan kapas pada cawan atau gelas plastik  lalu basahi dengan air.
·           Ambillah beberapa biji kacang tanah dan biji jagung, kecambahkan dalam kapas basah tunggu sampai satu minggu
·           Setelah satu minggu amati kecambah jagung dan kacang tanah. Gambar dan tuliskan bagian-bagiannya.
·           Masukkan data kedalam table

C.       DATA HASIL PENGAMATAN

JENIS TUMBUHAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN PERHARI (cm)
KACANG TANAH
1
2
3
4
5
6
1
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
1
1
2
1
2
1,5
4
2,4
2,3
3
2,5
3,3
2,9
5
3
3,5
4.2
3.2
4.3
3.6
6
3.9
4,4
4.9
4.3
5,0
4,5
7
5,0
5,5
5,6
5,1
5,8
5,2




Tabel Pengamatan
JENIS TUMBUHAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN PERHARI (cm)
JAGUNG
1
2
3
4
5
6
1
0
0
0
0
0
0
2
1
1,3
1 ,6
1 ,5
1 ,7
1 ,9
3
1,9
2,0
2,4
2,5
2,6
2,7
4
2,8
2,9
3,2
3,0
3,3
3,6
5
3,4
3,6
4,0
3,9
4,2
4,5
6
4,0
4,3
4,9
4,6
5,0
5,2
7
5,8
5,1
5,7
5,5
5,9
6,0

    
D.   PEMBAHASAN
·             Pada hari pertama dan kedua  proses perkecambahan kacang tanah belum ada tunas yamg terlihat.
·           Pada hari ke 3-7 proses perkecambahan kacang tanah mengalami pertumbuhan cepat dari, kurang lebih 1 cm  - 5,8 cm.
·           Pada hari pertama proses perkecambahan jagung tidak mengalami perubahan
·           Pada hari ke 2-7 proses perkecambahan mengalami pertumbuhan dari, kurang lebih 1cm - 6cm



BAB IV
PENUTUP
A.       KESIMPULAN
Kesimpulan yang di peroleh dari hasil percobaan ini adalah
1.         Pada proses perkecambahan jagung tumbuh lebih cepat dari pada kacang tanah.
2.         Pada proses ini perlu di perhatikan setiap hari supaya hasilnya maksimal.

B.       SARAN
Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Memilih biji kacang dan jagung yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan hasil penelitian.

Kemudian pengamatannya agar dapat lebih di perhatikan setiap hari atau setiap 3 jam sekali supaya hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan agar lebih baik.